Pelayanan petugas di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seputaran Bandar Lampung semakin dikeluhkan. Warga selaku konsumen merasa dirugikan karena ada oknum petugas yang kerap tidak memberikan uang kembalian dalam bentuk receh.
Hal itu biasanya dialami konsumen jika membeli bahan bakar minyak (BBM) dengan sistem full tank alias mengisi penuh tangki. Nah, uang receh --nominalnya mulai dari Rp 100 hingga Rp 900— yang menjadi kembalian tersebut sering tidak diberikan kepada konsumen.
Okta adalah salah satu yang pernah mengalami pengalaman tersebut. Dikatakannya, petugas operator SPBU seringkali tidak memberikan uang kembalian yang sesuai dengan seharusnya.
"Saya sering (mengalaminya) jika mengisi BBM full tank dengan nominal nggak genap. Ketika uang dikembalikan, pasti kurang dan tidak sesuai yang seharusnya," ungkap Okta, Senin (4/5/2015).
"Saya kalau beli full itu kadang sampai Rp 23 ribu seratus sekian. Saya kasih uang Rp 50 ribu. Tapi, ketika dikembalikan, saya cuma terima uang pas Rp 26 ribu. Kan seharusnya Rp 26.800," beber Okta.
Bahkan, ia pernah meminta uang receh sisanya, namun ditolak oleh petugas. "Walaupun uang receh tak seberapa, kalau dikalikan, pasti jadi banyak. Sedangkan pengunjung SPBU kan tiap hari banyak," tambahnya.
Ia mengaku mengalami kejadian itu di hampir seluruh SPBU yang disinggahinya. "Pokoknya semua SPBU rata-rata sama, membulatkan kembalian yang seharusnya milik konsumen. Awalnya juga saya tidak menghiraukan. Tapi, lama-lama kok nggak ada perubahan," sesalnya.
Hal senada diungkapkan Maria (28). Ia juga sering mengisi BBM full tank dan mendapatkan kembalian yang tidak sesuai. "Kalau kembalian dari SPBU, terutama uang receh, mah sering tidak dikasihin dan dibulatkan seribu," kata Maria.
Ia mengaku, awalnya tidak mempermasalahkan kelakuan petugas SPBU tersebut. Tapi, akhirnya ia jengkel juga. Akhirnya, ia saat ini lebih sering membeli BBM dengan nonimal tertentu alias tidak full tank.
"Saking seringnya nggak dikembalikan, ya sekarang males mau beli full. Kalau nggak kepingin bener, mending saya patok Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu, walaupun jadi sering mengisi BBM," imbuhnya.
"Kalau full mah lama habisnya. Trus nggak perlu sering antre di SPBU. Tapi, ya itu lah nggak sukanya, kembalian jarang pas," lanjut Maria. Nita (24), pegawai perusahaan swasta, juga mengalami hal serupa. "Saya sering mengisi BBM full tank di motor saya. Tapi, pasti uang kembalinya nggak pernah pas," ujar Nita. Dia menyayangkan praktik tidak terpuji yang dilakukan oknum petugas SPBU tersebut. Sebab, itu dapat mencoreng citra SPBU itu sendiri.
"Di SPBU kan ada tulisannya pasti pas. Tapi, kembalian nggak pas dan sesuai dengan pemakaian. Seharusnya SPBU juga harus menyediakan uang receh yang banyak untuk pengembalian," imbuhnya.
Noval juga pernah mengalami pengalaman tidak enak dengan petugas SPBU. Ketika itu, ia memberikan uang pas yang sesuai dengan harga pembelian BBM. Tapi, karena uang tersebut ada recehan, si petugas malah membuang uang tersebut di hadapannya.
”Petugasnya mungkin kesel ya. Dia lemparin uang recehnya ke tanah. Saya nggak tau kenapa bisa gitu,” ujar Noval.
”Petugasnya mungkin kesel ya. Dia lemparin uang recehnya ke tanah. Saya nggak tau kenapa bisa gitu,” ujar Noval.
Joko Susilo, pengawas SPBU 24-351-36 di Jalan Teuku Umar, mengaku tidak mengetahui jika ada petugas yang melakukan hal seperti itu. Padahal, setiap hari mereka selalu diperingatkan untuk melayani konsumen dengan takaran yang pas.
"Saya malah kurang tahu. Karena nggak ada konsumen yang komplain mengenai uang pengembalian yang tidak sesuai. Soalnya, petugas jaga juga menyetorkan uangnya sesuai dengan penjualan yang tertera," kata Joko.
Jika benar ada petugas yang melakukan kecurangan seperti itu, Joko menegaskan bahwa itu adalah sebuah pelanggaran. "Kalau ada yang memberikan pengembalian kurang, itu ulah oknum petugas yang mau untung sendiri. Sebab, pihak SPBU selalu mencanangkan jargon Pasti Pas, dari literan maupun uangnya," ungkapnya.
Menurut dia, pelanggaran ini harus segera diselesaikan. Bahkan, ia bersedia memberikan sanksi yang tegas kepada petugas yang nakal. "Sanksi yang akan diberikan kepada mereka bisa SP 1, SP 2, ataupun pecat secara langsung," tandas Joko.
Sebelum bertugas, lanjut dia, setiap harinya petugas operator diberikan pengarahan. Seperti keharusan mengucapkan kalimat pengisian mulai dari nol setiap kali hendak mengisi BBM. "Sebelum bertugas, mereka harus menyiapkan uang receh untuk kembalian konsumen dan menjalankan kewajibannya," kata Joko.
"Kalau konsumen ketika itu melihat nama dan nomor SPBU atau melaporkan kepada pengawas secara langsung, maka petugas itu akan mendapatkan sanksi tegas. Bahkan, bisa seketika itu juga dipecat," pungkasnya. (det)
dikutip: lampung.tribunnews
BAGAIMANA KOMENTAR ANDA?
0 Response to "HEBOH! OKNUM SPBU KERAP "BULATKAN" KEMBALIAN KALO ISI FULL TANK!"
Post a Comment
Thx for Your Visit! Keep Order! and please "comment" for Testimonial: